Diteliti; Jagad Raya yang Terus Mengembang
Para astronom menggunakan cara cahaya dari bintang-bintang yang berjarak jauh terganggu oleh kelompok galaksi yang sangat besar, yang dikenal sebagai Abell 1689, untuk menghitung jumlah energi gelap (dark energy) di dalam kosmos.
Energi gelap adalah kekuatan misterius yang mempercepat perluasan Jagadraya (Universe).
Pemahaman tentang distribusi kekuatan ini menunjukkan bahwa kemungkinan nasib Jagadraya adalah terus mengembang.
Pada akhirnya ia akan menjadi tanah tandus yang dingin, kata para periset.
Pengkajian yang dilaksanakan oleh satu tim internasional yang dipimpin Profesor Eric Jullo dari Laboratorium Tenaga Jet milik NASA di Kalifornia, diterbitkan di jurnal Science.
Energi gelap terdiri dari dua-pertiga Jagadraya kita namun sama sekali tidak terlihat. Kita hanya bisa mengetahui keberadaannya karena dampaknya terhadap perluasan Jagadraya.
Untuk mengetahui bagaimana penyebaran energi gelap di angkasa, para astronom menggunakan Teleskop Angkasa Hubble untuk mengamati cara cahaya dari bintang-bintang berjarak jauh terdistorsi di sekitar Abell 1689, yaitu kelompok galaksi yang dekat ke galaksi tempat Bumi berada.
Abell 1689, yang ditemukan di konstelasi Virgo, adalah salah satu kelompok galaksi terbesar yang diketahui dunia sains.
Oleh karena massanya yang sangat besar, kelompok itu berperan sebagai kaca pembesar, yang menyebabkan cahaya melengkung di sekitarnya.
Cahaya melengkung
(Ket. Gbr. Cahaya yang melengkung di sekitar kelompok galaksi raksasa)
Cara cahaya itu terganggu oleh lensa kosmik ini tergantung pada tiga faktor: seberapa jauh benda yang jauh itu; massa Abell 1689; dan distribusi energi gelap.
Para astronom bisa mengukur dua variabel pertama dengan menggunakan Teleskop Sangat Besar di pusat Observasi Selatan Eropa, yang memungkinkan mereka menghitung faktor ketiga yang teramat penting itu.
Dengan mengetahui distribusi energi gelap itu, para astronom bisa tahun bahwa Jagadraya (Universe) akan terus membesar tanpa batas waktu.
Pada akhirnya Jagadraya akan menjadi tanah tandus yang dingin, dengan suhu mencapai titik yang diistilahkah oleh para ilmuwan sebagai "nol absolut" (absulute zero).
Profesor Priyamvada Natarajan dari Universitas Yale, seorang kosmolog terkemuka dan yang ikuti menyusun kajian ini, mengatakan bahwa temuan-temuan itu akhirnya membuktikan "bagaimana nanti tepatnya nasib Jagadraya."
(Ref: www.bbc.co.uk)
Diteliti; Jagad Raya yang Terus Mengembang
Follow @wahyu_winoto
0 komentar:
Post a Comment