Alasan Mengapa Kasus Kecil Cepat "Meledak" disitus Jejaring Sosial


Berjejaring adalah khittah manusia. Mempengaruhi orang lain juga adalah khittah manusia. Dan internet membuatnya menjadi gampang, luas dan mendunia.


"Jejaring sosial memiliki struktur sehingga membentuk kelompok, klaster, komunitas, organisasi hingga institusi," kata Roby Muhamad, Ph.D, pakar media sosial, di sebuah diskusi di Teater Salihara, Jakarta, Sabtu 14 Agustus 2010. Jejaring sosial membentuk suatu jaringan yang sifatnya random."

"Sebagai contoh, teman salah seorang individu ternyata juga teman dari teman individu tersebut, begitu seterusnya," kata penemu teori Six Degrees of Separation atau rata-rata semua orang di dunia terhubung melalui enam perantara itu.

"Dampak yang hebat ketika jejaring sosial ini merambah ke dunia digital (internet) yang sifatnya global dan luas. Implikasi jejaring sosial di dunia digital mengakibatkan dua hal," kata alumni Fisika Institut Teknologi Bandung yang meraih doktor di bidang sosiologi di Columbia University, Amerika Serikat, itu.

Implikasi pertama, penyebaran yang cepat di jejaring sosial, baik itu hal positif maupun negatif. "Contohnya, epidemi ketawa (emosional). Menurut riset yang kini bisa dilihat di connectedthebook.com, ketawa itu menular. Saat seorang individu tertawa maka ia akan menularkan individu-individu lain di sekitarnya secara emosional untuk ikut tertawa," ujar Roby.

Kedua, sadar atau tidak sadar manusia selalu mempengaruhi manusia lain. Mungkin secara sederhana, jika seseorang menentang sesuatu hal atau isu, maka ia tidak diperhatikan. Namun, ketika sebuah jejaring sosial melakukan sesuatu hal yang sama, maka akan berdampak luas dan lebih luas.

"Ketika ini terjadi di dunia media sosial, semuanya ruwet. Jejaring sosial sifatnya random. Kita tidak tahu titik mula sebuah isu yang ramai diperbincangkan di Twitter atau Facebook misalnya berasal dari mana," katanya.

Informasi yang berupa isu sederhana, akan lebih mudah disebar. "Seperti kasus Koin Prita. Masyarakat yang berpartisipasi jauh lebih banyak karena duduk perkara tersebut mudah dipahami dan umum," katanya.



Namun, kasus Bank Century atau kasus-kasus berat lainnya tidak menarik perhatian sebanyak Prita. "Kebanyakan isu atau informasi yang sifatnya ringan menjadi makanan moderat yang kebanyakan adalah orang-orang kurang kerjaan atau bosan kerja. Jika dianggap menarik, maka informasi tersebut akan terus didistribusi orang-orang yang ada di dalam jejaring sosial secara lebih luas," katanya.


(Ref: Yahoo News)



Ditulis Oleh : Wahyu Winoto, S.Pd. Hari: 1:55:00 AM Kategori:

0 komentar: