Hujan (Menurut Science & Islam)

Hujan (from Science & Islam)

Akhir-akhir ini kita yang hidup di Indonesia khususnya, mengalami perubahan cuaca yg tidak jelas. Kalau dulu pas SD kita taunya musim hujan dan kemarau serta pancaroba yang terjadi di negara kita ini rutin terjadi tiap tahun pada bulan2 tertentu yang tetap (gak brubah waktunya), akan tetapi sekarang hal itu telah mengalami banyak pergeseran. Isu global warming adalah yang paling banyak dicurigai sbg penyebabnya.

Sebelum bicara lebih jauh lagi, kali ini sy akan bicara dulu ttg hujan dari sudut pandang science dan islam.

I. Bagaimana hujan terbentuk ?

a. Menurut science…
Pembentukan hujan secara sederhana terjadi dalam tiga tahapan.
- Pertama, bahan baku hujan naik ke udara dengan angin.
- Kemudian, awan-awan terbentuk,
- dan akhirnya muncul titik-titik hujan.

b. Menurut Islam…
Dalam salah satu ayat, pembentukan hujan digambarkan (dlm 3 tahapan), sebagai berikut:

” Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira ”. [Ar Ruum (30):48]

Sekarang mari kita selidiki tiga tahapan yang dijelaskan dalam ayat tersebut.

TAHAP PERTAMA

"Allah-lah yang mengirimkan angin…".

Tidak terhitung gelembung udara yang terbentuk oleh busa laut secara terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air terangkat ke langit. Partikel-partikel ini, yang kaya dengan garam kemudian terbawa oleh angin dan naik ke Atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut dengan Aerosol, berfungsi sebagai perangkap air dan membentuk titik-titik awan dan mengumpulkan air di setiap uap air sendiri, yang naik dari laut sebagai titik-titik kecil.

TAHAPAN KEDUA

"…yang menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…".

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengalami kondensasi dg kristal garam atau partikel debu di udara karena titik-titik air pada awan ini sangat kecil (diameternya antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan tersebut mengalami suspensi di udara, dan menyebar di langit. so, langit jd tertutup dengan awan.

TAHAP KETIGA

"…lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya ".

Partikel air yang mengelilingi kristal garam dan partikel debu menebal dan membentuk titik hujan, sehingga titik-titik tersebut menjadi lebih berat dari udara dan meninggalkan awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Dalam ayat yang lain, ada informasi yang diberikan mengenai pembentukan hujan:

” Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan “. [An Nuur (24):43]

Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan menemukan hasil yang mengagetkan mengenai pembentukan awan-awan hujan.
Awan hujan terbentuk dan berbentuk sesuai dengan sistem dan tahapan tertentu. Tahapan pembentukan cumulonimbus, sejenis awan hujan adalah sebagai berikut:

TAHAP PENGARAKAN:

Awan-awan terbawa, artinya mereka digerakkan oleh angin.

TAHAP PENGGABUNGAN:

Kemudian, awan-awan kecil (awan-awan cumulus) digerakkan oleh angin bersama, yang membentuk awan yang lebih besar.

TAHAP PENUMPUKAN:

Ketika awan-awan kecil bergabung, dorongan ke atas didalam awan yang lebih besar meningkat. Dorongan ke atas dekat pusat awan lebih kuat daripada bagian pinggirnya. Dorongan ke atas ini menyebabkan badan awan bergerak secara vertikal, sehingga awan itu bertumpuk-tumpuk.
Pertambahan vertikal ini menyebabkan tubuh awan masuk ke daerah yang lebih dingin di atmosfer, dimana titik-titik air dan salju terbentuk dan membesar. Ketika titik-titik air dan salju terbentuk dan membesar, air dan salju ini menjadi terlalu berat untuk didukung dorongan ke atas, lalu akhirnya mereka mulai jatuh dari awan sebagai hujan, salju dan lain-lain.

Dan lihat saja, proses ilmiah itu sama dengan apa yang telah disebutkan dlm ayat-ayat Al-Qur’an…

II. Mari kita renungkan….

Sebagaimana telah kita lihat, setiap tahapan dalam pembentukan hujan diceritakan dalam ayat Al-Qur’an. Disamping itu, tahapan-tahapan ini dijelaskan secara akurat dengan urutan yang benar.

Kalau kita lebih jeli, beberapa tahun yang lalu fenomena hujan merupakan misteri besar. Baru setelah radar cuaca ditemukan menjadi mungkin untuk menemukan tahap-tahapan bagaimana hujan terbentuk.

Sebagaimana pada fenomena alam lainnya di Bumi, Allah memberikan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini juga, dan memberitahukannya kepada orang-orang melalui Al-Qur’an sebelum manusia menemukan penjelasannya.

Dari hal itu, jelas bahwa Allah memberikan sepotong informasi yang tidak mungkin diketahui oleh manusia 1400 tahun yang lalu (saat Al-Qur’an diturunkan).
Hal itu sangat mungkin terjadi karena memang Al-Qur’an bukanlah kitab buatan manusia kala itu, tapi merupakan sumber ilmu yang langsung diturunkan oleh Tuhan (ALLAH SWT) sebagai petunjuk bagi orang-orang yang berfikir….

MARI BELAJARLAH DARI AL-QURAN YANG LUAR BIASA….


By Wahyu_Win (Dari berbagai sumber).



Ditulis Oleh : Wahyu Winoto, S.Pd. Hari: 7:07:00 AM Kategori:

0 komentar: