Infeksi Menular Seksual (IMS)
Semua orang beresiko tertular penyakit kelamin. Akan tetapi menurut penelitian, kaum perempuan memiliki resiko lebih besar untuk tertular, karena bentuk dan sifat alat reproduksi yang lebih rentan atau ”khas”.
Apa Aja Sich Gejala IMS ?
Biasanya gejala tidak terlihat dengan mudah dan butuh waktu untuk inkubasi. Sehingga banyak penderita tidak mengetahui dirinya telah mengidap penyakit.
Secara umum dapat diidentifikasi keberadaan IMS dengan melihat tanda-tanda penting, walaupun tidak mudah untuk melakukan. Misalnya ; rasa gatal, nyeri & panas pada alat kelamin dan waktu buang air kecil ; kadang mengeluarkan cairan ”Pus atau nanah” yang berbau dan berwarna ; timbul benjolan (bintil) dan luka pada alat kelamin & pembekakan sekitar daerah pangkal paha.
Apa Aja yang termasuk IMS ?
Berikut penjelasan beberapa penyakitnya:
”Gonore” atau kencing nanah. Disebabkan kuman Neisseria gonorrheae. Gejala akan muncul antara 2-10 hari setelah berhubungan seks (“Kopulasi”). Dengan tanda khas berupa keluar cairan kental berwarna kekuningan, nyeri perut bagian bawah, tetapi kadang tanpa gejala.
“Sifilis” atau dikenal dengan istilah Raja Singa. Disebabkan Bakteri Treponema pallidum (Syphillis). Gejalanya muncul antara 2-6 minggu setelah berhubungan seks. Tipenya berdasarkan tahapan munculnya gejala, yaitu (1) Primer ; luka tunggal, menonjol dan tidak nyeri, (2) Sekunder ; bintil atau bercak merah di seluruh tubuh yang dapat hilang sendiri, dan (3) Tersier ; kelainan jantung, kulit, pembuluh darah dan gangguan saraf. Komplikasinya adalah kerusakan otak dan jantung, keguguran atau bayi lahir cacat dan mudah tertular HIV.
“Herpes Genital” yang Disebabkan Virus Herpes simplex. Gejala muncul antara 4-7 hari setelah berhubungan seksual. Gejala awal berupa tumbuh banyak bintil “anggur kecil” berair berkelompok dan nyeri, kemudian apabila pecah akan meninggalkan luka kering yang bisa hilang sendiri dan kambuh lagi jika ada faktor pencetus (stress, haid, alkohol dll). Komplikasinya pada bayi yang lahir mata buta, kematian janin atau aborsi dan klien mudah terinfeksi HIV.
”Trikomoniasis” disebabkan oleh Protozoa Trichomonas vaginalis. Gejalanya cairan vagina encer kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, serta sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman. Komplikasinya umumnya ditemukan lecet-lecet di sekitar kemaluan, bayi akan lahir prematur dan mudah terinfeksi HIV.
”Klamidia” disebabkan oleh Infeksi Kronis Bakteri Chlamydia trachomatis. Gejalanya berupa keluarnya cairan vagina encer putih kekuningan, dominan keluhan nyeri rongga panggul dan adanya pendarahan setelah berhubungan seks. Komplikasinya adalah mempermudah infeksi Gonore, penyakit radang panggul, kemandulan, infeksi mata bayi baru lahir dan mudah terinfeksi HIV.
”Kutil Kelamin” atau “Condiloma Akuminata” ini disebabkan Human Papiloma Virus. Gejalanya antara lain berupa timbulnya banyak tonjolan kulit yang terlihat seperti ”jengger ayam”. Komplikasinya kutil itu dapat membesar tumbuh seperti tumor, bisa berubah menjadi tumor contohnya kanker mulut rahim dan mudah tertular HIV.
”Ulkus Mole” yang disebut juga Chancroid atau Bubo. Infeksi ini disebabkan Bakteri Hemophilus ducreyi. Gejala adalah luka banyak dengan cekung pinggir tidak teratur, keluar nanah dan nyeri, serta biasanya salah satu sisi kelamin mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha, berwarna kemerahan, apabila pecah akan bernanah dan nyeri. Komplikasi sering ditemukan kematian janin pada ibu hamil dan mudah tertular HIV.
“Human Immunodeficiency Virus (HIV)”, yaitu virus perusak sistem kekebalan tubuh (sel darah putih atau Leukosit) yang menyebabkan penurunan imunitas manusia hingga menimbulkan kerentanan terhadap serangan berbagai kumpulan penyakit yang disebut “Acquired Immuno-Deficiency Syndrome (AIDS)”.
Secara fisik tidak ada gejala yang ditemukan pada Window periode atau tahap dini maupun tahap awal terinfeksi HIV (0-5 tahun). Selanjutnya tahapan gejala mulai terlihat (5-8 tahun) dimana berat badan turun, cepat lelah, demam dan pembesaran kelenjar. Kemudian tahap penyakit AIDS (8-10 tahun) dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh, hingga penyakit yang sebenarnya tidak berbahaya malah menjadi mematikan. Diakhiri oleh tahap penderita meninggal yang diakibatkan berbagai penyakit oportunistik yang dideritanya.
Untuk mengetahui seseorang terinfeksi HIV-AIDS hanyalah dengan Tes Darah untuk mengetahui apakah didalam tubuh terdapat antibodi HIV. Tes tersebut harus diawali suatu prosedur tes dan konseling untuk klien yang dicurigai disebut VCT (Voulantery Counseling And Testing).
Semua beresiko tertular HIV-AIDS. Penularannya adalah dengan cara (1) Hubungan seks dengan orang dengan HIV-AIDS (ODHA) tanpa memakai kondom, (2) Transfusi darah atau transplantasi organ terpapar HIV, (3) Benda tajam atau jarum suntik yang terkontaminasi HIV, dan (4) Ibu ODHA kepada bayi yang dikandung melalui plasenta atau persalinan.
Tetapi HIV-AIDS tidak dapat ditularkan melalui ; (1) Bersalaman, cium pipi dan berpelukan, (2) Makan dan minum bersama, (3) Gigitan serangga termasuk nyamuk atau perantaraan lalat, (4) Pemakaian fasilitas umum bersama, (5) Batuk maupun bersin ODHA, dan (6) Hidup serumah hingga mengunjungi ODHA, asalkan tidak berhubungan seksual.
Gimana Caranya Ngobatin IMS ?
IMS bukan serangan penyakit yang bisa sembuh sendiri. Bila telat diobati akan menyebabkan gejala yang lebih parah dan penyakit jadi semakin sulit diobati, terutama mengakibatkan alat reproduksi rusak hingga kemandulan. Hal terburuk lainnya adalah menularkan ke orang lain, misalnya pasangan seksual atau ibu hamil ke bayinya yang lahir cacat.
Oleh karena itu, segera periksakan diri ke Dokter atau Rumah Sakit terdekat. Dengan ketepatan penanganan, pemeriksaan luar dan dalam, serta obat yang tepat maka IMS menjadi mudah untuk disembuhkan.
Gimana Caranya Mencegah IMS ?
Penyakit menular ini tidak dapat dicegah dengan mencuci alat kelamin (Mr. Penis & Ms. Vagina) setelah berhubungan seks, minum “Jamu”, kebersihan atau kerapian penampilan fisik dan minum antibiotik sebelum atau sesudah melakukan berhubungan seks.
Akan tetapi IMS dapat dicegah dengan tidak melakukan hubungan seks yang tidak bertanggung jawab (Abstinence), berhubungan seks hanya dengan pasangan (Be Faithfull), memakai kontrasepsi atau Kondom (Condom), jangan bertukaran jarum suntik bekas narkoba (Don’t Inject) dan carilah sumber pengetahuan yang berkaitan atau informasi yang benar.
Ref:
- www.imshealth.com
- pramareola14.wordpress.com
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Follow @wahyu_winoto
0 komentar:
Post a Comment