Ramalan Gurita Paul Menurut Perhitungan Matematis (Logis)

Bukan cuma manusia sekarang jadi dukun, gurita, monyet, babi, buaya dan parkit dipakai menebak siapa juara Piala Dunia 2010. Benarkah mereka, terutama para binatang, mempunyai kemampuan supranatural. Ataukah kebetulan belaka. Bagaimana pula sains menjelaskan fenomena unik ini?

Ada ulasan menarik di situs berita DNA India, Kamis 8 Juli 2010 lalu. Seorang blogger, Vivek Kaul memberi penjelasan matematis. Ramalan semua dukun binatang ini, kata Vivek, sebetulnya mirip kita melempar koin. Peluang muncul tiap sisi muka koin adalah 0.5, alias setengah.

Jika koin dilempar dua kali berurutan, katakanlah koin Rp200, peluang muncul burung Garuda dan Jalak Bali adalah seperempat alias 0,25. Dalam kata lain, peluang gambar Garuda adalah 0,25 (0,5x0,5), alias 25 persen saat koin dilempar 2 kali berturut-turut. Kian banyak lemparan, maka peluang akan kian kecil bagi muka koin yang sama.

Jika Paul telah menebak tepat enam pertandingan di Piala Dunia, maka menurut Vivek, angka probabilitas ketepatan Paul sudah mencapai 1,5 persen. Artinya, peluang akurasinya kian kecil. Vivek memberi contoh menarik, dari buku John Allen Paulos, A Mathematician Plays Stock Market.



Dikisahkan, satu penerbitan menerbitkan buletin mingguan yang meramal nilai naik-turunnya saham bagi 64 ribu pembaca yang dipilih acak. Pada setengah dari 64 ribu itu, diberi terbitan berisi ramalan bahwa saham pekan depan bakal naik. Setengahnya lagi, nilai saham akan turun. Toh, hasilnya pasti sekitar 32 ribu orang, atau separuh dari semua pembaca buletin itu mendapat ramalan jitu.

Pekan berikutnya proses diulang: mereka menerbitkan 32 ribu buletin, dengan dua isi berbeda. Satu menaksir saham akan naik. Satunya turun. Pekan berikutnya, setengah dari 32 ribu orang itu berterimakasih karena ramalan tepat. Proses berulang terus sampai pekan keenam, ada 1000 orang secara berturut-turut kerap mendapat ramalan benar dari terbitan itu.

Hasilnya: kredibilitas terbitan itu pun naik. Fenomena si gurita Paul, kata Vivek, tak jauh beda. Artinya, yang hendak dikatakan Vivek, bahwa kejituan ramalan para dukun binatang ini terjadi secara acak, alias “kebetulan” benar. Selebihnya, mereka tetaplah hanya seekor binatang.

(Ref: sumeks.co.id)



Ditulis Oleh : Wahyu Winoto, S.Pd. Hari: 12:06:00 AM Kategori:

0 komentar: